Evaluasi pembelajaran Bahasa Arab di MI


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab, evaluasi hasil belajar merupakan salah satu aspek pokok yang tidak dapat dipisahkan dari aspek pokok lainnya.Evaluasi adalah bagian integral dari pembelajaran.Semua kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang akan menentukan suksesnya sebuah pembelajaran.Evaluasi pembelajaran memegang banyak peranan serta dapat dimanfaatkan untuk bermacam-macam tujuan. Namun, perlu ditegaskan sejak dini bahwa muara dari pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran adalah perbaikan (ishlah) dan peningkatan kualitas proses pembelajaran itu sendiri.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai hakikat evaluasi pembelajaran bahasa Arab khususnya untuk Madrasah Ibtidaiyah.
B.       Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan hakikat pembelajaran bahasa Arab?
2.      Kenapa objek evaluasi pembelajaran bahasa Arab lebih ditekankan pada proses pembelajaran bahasa?
3.      Apa saja alat-alat pembelajaran evaluasi?
4.      Apa saja bentuk komponen bahasa dalam pengajaran bahasa Arab dan tata cara pelaksanaannya di MI?
5.      Bagaimana bentuk tes keterampilan berbahasa dalam pengajaran bahasa Arab dan melaksanakannya dalam pembelajaran bahasa Arab MI?
C.      Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab MI
2.      Untuk mengetahui evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab MI secara menyeluruh.
BAB II
PEMBAHASAN
EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MI
A.      Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
à      Pengertian Evaluasi, Pengukuran, Penilaian dan Tes
Evaluasi (evaluation) adalah suatu istilah yang lebih komprehensif dari pada tes (test), pengukuran (measurement), dan penilaian (judgement atau valuing). Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria dalam rangka pembuatan keputusan.[1]
Tes (test) adalah alat ukur. Dalam pembelajaran, tes dapat diartikan sebagai alat/instrumen, prosedur atau rangkaian kegiatan yang digunakan untuk mendapatkan contoh tingkah laku seseorang yang memberikan gambaran tentang kemampuannya dalam suatu bidang ajaran tertentu.Tes berbentuk sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau serangkaian perintah atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh orang yang menggunakan tes tersebut.
Pengukuran   (measurement)  adalah  suatu  kegiatan  untuk  mendafatkan  informasi/data secara   kuantitatif.   Dengan   pengertian   lain,   pengukuran   adalah   suatu   usaha   untuk mengetahui keadaan sesuatu apa adanya yang hasilnya dapat dikuantitasikan.
Penilaian   (judgement   atau  valuing)   adalah   suatu   proses   untuk   mengambil   keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes, atau penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran yang bersifat kualitatif.Hasil penilaian biasanya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya.[2]
à      Tujuan Evaluasi
Secara umum dalam bidang pendidikan, tujuan evaluasi adalah:
a.         Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik.
b.         Mengukur dan menilai sampai dimanakah efektifitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan oleh pendidik serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.[3]
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam pendidikan adalah:
a.         Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
b.         Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilandan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan.[4]
à      Objek evaluasi
Secara spesifik, objek evaluasi dalam pembelajaran bahasa adalah apa yang dipelajari dalam proses pembelajaran bahasa itu sendiri. Karena objek utama evaluasi pembelajaran bahasa merupakan apa yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa, maka evaluasi pembelajaran bahasa senantiasa berubah seiring dengan berubahnya penekanan proses pembelajaran bahasa.
Kalau proses pembelajaran bahasa lebih ditekankan pada penguasaan teori-teori bahasa, evaluasinya pun akan ditekankan pada segi penguasaan teori bahasa. Sebaliknya, kalau proses pembelajaran bahasa lebih ditekankan pada penguasaan keterampilan berbahasa, seperti menyimak, berbicara, membaca dan menulis, maka evaluasinya pun akan ditekankan pada segi-segi itu juga.[5]
à Alat-alat pembelajaran evaluasi (Wasa’il al-Taqwim)
a.    Alat evaluasi berbentuk tes (Wasa’il al-Ikhtibariah)
-       Tes objektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat dinilai oleh siapapun dengan menghasilkan nilai yang sama.
-       Tes jawaban singkat yaitu tes yang cara menjawabnya adalah dengan mengisi kata atau kata-kata ke dalam pemyataan yang belum lengkap.
-       Tes uraian atau tes essai adalah tes hasil belajar yang terdiri dari suatu pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban bersifat uraian atau penjelasan.
b.    Alat evaluasi Berbentuk Non-Tes (Wasa’il gair al-Ikhtibariyah)
-       Pengamatan (observasi)
-       Angket/kuesioner
-       Wawancara/interview (yang bukan bertujuan untuk menguji Kemampuan berbahasa)
-       Skala penilaian
-       Bagan partisipasi
-       Daftar cek/daftar cocok
-       Portofolio
-       Riwayat hidup.[6]
B.       Evaluasi komponen bahasa
à      Bentuk-bentuk tes kosakata (mufradat)
Kosakata difahami sebagai perbendaharaan kata-kata dalam berbagai   bentuk.Tes  kosakata adalah tes tentangpenguasaan kosakata.
Berikut ini adalah beberapa teknik yang dapat diterapkan untuk menguji kompetensi siswa terkait dengan kosakata:
a)    Menunjukkan benda asli, miniatur, foto, atau gambar
b)    Memperagakan kata tersebut.
c)    Memberi padanan kata (sinonim).
d)   Memberikan lawan kata (antonym)
e)    Memberikan asosiasi makna
f)    Menyebut akar kata dan derivasinya
g)   Meminta siswa membaca berulang kali kosa kata yang diberikan
h)   Membuka dan mencari makna kata dalam kamus.[7]
à Bentuk-bentuk tes bahasa (Qawa’id)
Tes tata bahasa merupakan suatu tesyangmengukur kemampuan siswa   untuk menggunakan tata bahasa dengan tepat di dalam keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan  menulis. Penekanan tes tata bahasa adalah pada pemakaian gayabahasa dan kosakata yang tepat dalam situasi pemakaian bahasa.
Tes tata bahasa atau yang dalam bahasa Arab dikenal dengan tes qawa’id lebih   banyak   difokuskan   pada   pembentukan   kata   (sharf)   dan   tes   pembentukan kalimat (nahwu). Dalam penyusunan tes tata bahasa, masalah pertama yang muncul adalah pemilihan bahan atau struktur yang mana yang akan diteskan.
Untuk menguji kemampuan siswa pada aspek tata bahasa, bisa dilakukan dengan cara:
-       Subtitusi kata (al-istibdal)
Siswa diminta memberikan kata yang sebanding dengan bentuk kata yang ada didalam kurung.
-       kalimat dengan pelengkap struktur (mil al-faragh)
Guru menyediakan kalimat-kalimtat yang dihilangkan salah satu katanya. Bagian yang kosong ini harus diisi oleh siswa dengan kata yang tepat secara gramatikal.
-       Menggabungkan (al-damj)
Guru menyediakan beberapa kalimat tunggal dan kata penghubung lalu meminta siswa menggabungkan kalimat-kalimat tersebut beserta kata penghubung yang ada menjadi kalimat majemuk.
-       Mengubah kalimat / kata (ta’dil al-shighah)
Guru  menuliskan  kalimat  sempurna  di  depan  siswa  lalu  meminta  mereka merubah kalimat tersebut dengan pola lainnya.
-       Menyusun kalimat (al-tartib)
Guru menyediakan kata-kata yang disusun acak lalu meminta siswa menyususnnya sehingga menjadi kalimat yang benar.
-       Menyempurnakan kalimat (al-takmilah)
Guru menyiapkankalimat yang belum sempurna dan meminta siswa menyempurnakan kalimat tersebut dengan kata/ungkapan yang tepat.
-       Memberi syakal (tasykil)
Guru menyajikan beberapa kalimat yang tidak bersyakal. Di sini guru meminta siswa untuk mensyakali kalimat tersebut sesuai kaidah sharf dan atau nahwu
-       Menunjukan asal kata (isytiqaq)
Guru  menyebut  satu  kata  baik  berupa fi’il maupunisim  lalu meminta   siswa menunjukkan kata turunannya
-       Merubah pola kalimat
-       Menerapkan i’rab


à Bentuk-bentuk tes bunyi (Ashwat)
Beberapa contoh tes bunyi bahasa Arab dapat dilakukan untuk mengukur kemampuan mengenal dan membedakan bunyi bahasa Arab adalah sebagai berikut :
a)      Membaca dengan suara nyaring
b)      Membedakan bunyi bahasa Arab yang mirip
c)      Melafalkan Tsunaiyat Shugra (Minimal pairs)
d)     Melafalkan kata-kata.
C.      Tes Kemampuan Keterampilan Bahasa Arab
à Tes keterampilan mendengarkan
Tes kemampuan mendengar bahasa Arab sangat penting dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam mendengar bahasa Arab.
Berikut ini beberapa bentuk tes yang dapat digunakan dalam mengukur kemampuan mendengar bahasa Arab:
-       MendengardanMembaca (al-istima’ wa al-qira’ah)
-       Diktedanmendengarkan(al-imlawa al-istima’)
-       Menyimakdaningatan(al-istima’ wa al-dzakirah)
-       Mengidentifikasi bunyi
-       Membedakan bunyi yang mirip
-       Mengungkapkan kembali.[8]
à     Tes Kemampuan Membaca (Maharah al-Qiraah)
Sasaran tes kemampuan membaca padadasarnya mengacu pada sasaran yang sama dengan tes menyimak dalam memahami wacana yang diungkapkan secara lisan. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada mediumnya.
Secara garis besar tes membaca ini dapat dibagi atas dua jenis, yaitu tes membaca oral dan tes membaca pemahaman.
a)    Tes membaca oral (mekanis), meliputi: melafalkan bunyi huruf, membaca maqatha`iyyah (berdasarkan suku kata), membaca kata perkata, membaca perkalimat.
b)      Tes Membaca Pemahaman, meliputi: memahami pertanyaan, memahami bacaan, frasing, tes Klos ('cloze test), meringkas isi bacaan (melibatkan keterampilan menulis), menentukan arti kosakata dalam konteks kalimat tertentu (tes kosakata dalam bacaan), menemukan ide pokok atau ide penunjang dalam suatu paragraph, menyimpulkan ide pokok bacaan, menyempurnakan paragraf (digabungkan dengan keterampilan menulis), menemukan fakta tersurat maupun tersirat dalam teks, menceritakankembali (digabungkandenganketerampilan berbicara  atau  menulis), melanjutkancerita (digabungkan dengan keterampilan berbicara atau menulis).
à     Tes Kemampuan Berbicara Bahasa Arab (Maharah al-Kalam)
Fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai alat komunikasi.Teskemampuan berbicara bahasa Arab bertujuan untuk mengukur kemampuansiswa dalam menggunakan bahasaArab secara lancar danbenar dalam berkomunikasi secara lisan.
a.       Tingkat pemula, meliputi: pengulangan (menirukan), menyebut nama benda yang ditunjukkan, tes ingatan (memorization), membaca teks, melengkapi kalimat, korelasi (Tata Bahasa) secara lisan, merubah pola kalimat, enjawab pertanyaan, Membuat pertanyaan dari sebuah ungkapan, membuat ungkapan dari suatu ungkapan, memberikan informasi,
b.      Tingkat menengah, meliputi: mengungkapkan perasaan pribadi, Memberikan komentar, menggabungkan beberapa jawaban menjadi cerita, menceritakan gambar (ta’bir mushawwar), mengungkapkan apa yang dibayangkan, Membuat deskripsi, membuat ikhtisar (talkhish al-nash/taking summary), berdiskusi (al-munaqasyah/discussion), pertanyaan menggali, Melanjutkan cerita, menceritakan kembali, percakapan (muhadasah/conversation), dramatisasi.
c.       Tindak lanjut, meliputi: Mengarang lisan (ta’bir syafawi/oral composition), bercerita, menceritakan peristiwa atau pengalaman berkesan (khibrah mutsirah/interesting experience), membuat laporan , wawancara, diskusi, pidato.
à Tes keterampilan menulis
Kompetensi menulis (kitabah) secara umum dapat dikelompokkan   menjadi tiga, yaitu: menulis mekanis, menulis terbimbing (muwajjah) dan   menulis  bebas.
a.    Menulis Mekanis
Kemampuan mekanis adalah kemampuan menulis yang sangat mendasar dimana  siswa dituntut untuk bisa menulis huruf-huruf Arab dengan benar, menulis kata-kata dengan memperhatikan teknik penyambungan huruf dan menulis kalimat.
b.    Menulis terbimbing
Tes menulis terbimbing dapat berentuk sebagai berikut :
-            Mengurutkan kata-kata acak menjadi sebuah kalimat
-            Menyusun kalimat berdasarkan gambar
-            Menyusun kalimat berdasarkan kosakata
-            Mengurutkan kalimat menjadi paragraph
-            Menyusun paragraf berdasarkan pertanyaan
-            Mendeskripsikan objek atau gambar tunggal berdasarkan pertanyaan
-            Mendeskripsikan gambar berseri
-            Menulis bebas/mengarang
-            Menulis bebas/mengarang


Skor kemampuan menulis
Rincian Kemampuan Menulis
Skor
Tingkat
Patokan
Isi
30-27
Amat baik
Amat memahami, amat luas dan lengkap, amat terjabar, amat sesuai dengan judul
26-22
Baik
Memahami, luas dan lengkap, terjabar, sesuai dengan judul, meskipun kurang terinci.
21-17
Sedang
Memahami secara terbatas, kurang lengkap, kurang terjabar, kurang terinci.
16-13
Kurang
Tidak memahami isi,tidak mengena, tidak cukup untuk dinilai.
Organisasi
20-18
Amat Baik
Amat teratur dan rapi, amat jelas, kaya akan gagasan, urutan amat logis, kohesi amat tinggi.
17-14
Baik
Teratur dan rapi, jelas, banyak gagasan, urutan logis, kohesi tinggi.
13-10
Sedang
Kurang teratur dan rapi, kurang jelas, kurang gagasan, urutan kurang logis, kohesi kurang tinggi.
9-7
Kurang
Tidak teratur, tidak jelas, miskin gagasan, urutan tidak logis, tidak ada kohesi, tidak cukup untuk dinilai
Kosa Kata
20-18
Amat Baik
Amat luas, penggunaan amat efektif, amat    menguasai pembentukan kata, pemilihan kata amat tepat
17-14
Baik
Luas, penggunaan efektif, menguasai pembentukan kata, pemilihan kata yang tepat
13-10
Sedang
Terbatas, kurang efektif, kurang menguasai pembentukan kata, pemilihan kata kurang tepat
9-7
Kurang
Seperti terjemahan, tidak memahami pembentukan kata, tidak menguasai kata-kata, tidak cukup untuk dinilai

Note: kriteria/patokan dapat diubah sesuai keperluan.[9]















BAB III
PENUTUP
Simpulan
Evaluasi adalah proses penilaian dan pengukuran untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Evaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab sangat penting diselenggarkan untuk mengetahui tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.
Dalam pembelajaran bahasa Arab yang menjadi objek evaluasi adalah komponen bahasa (aswat, mufaradat dan qawa’id) dan keterampilan berbahasa (istima’, kalam, qira’ah dan kitabah) dan alat evaluasi ada yang berbentuktes dan juga non tes.
Ada beberapa komponen bahasa yaitu kosakata, tata bahasa, dan bunyi.Selain itu, juga ada kemampuan keterampilan berbahasa Arab yang meliputi keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca dan keterampilan berbicara bahasa Arab dan keterampilan menulis.













DAFTAR PUSTAKA

Izzan, Ahmad. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung: Humaniora
Hamid, Abdul. 2010.Mengukur Kemampuan Bahasa Arab untuk Studi Islam. Malang : UIN Maliki Press
Fakhrurrazi, Aziz dan Erta Mahyudin.2012.Pembelajaran Bahasa Arab.Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI
Sudjono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Arifin,Zaenal.2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya




[1] Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 5
[2]Aziz Fakhrurrazi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab,(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2012), h. 425-426
[3] Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 16
[4]Ibid, h. 17
[5]Aziz Fakhrurrazi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab,(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2012), h. 427-428
[6]Ibid, h. 429-431
[7]H.M Abdul Hamid.Mengukur Kemampuan Bahasa Arab untuk Studi Islam (Malang: UIN Maliki Press, 2010), h. 34-35
[8]Ibid, h. 42-48
[9] Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2011), h.155

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Aqidah Akhlak Kelas 1 MI tentang Rukun Iman

Laporan Wawancara Pembelajaran Bahasa Indonesia di SDIT UKHUWAH Banjarmasin